Kamis, 16 Juli 2009

NILAI BAHASA AL QURAN

NILAI-NILAI MORAL ALQURAN
Nilai-nilai moral masyarakat di mana kita tinggal sudah menyesatkan. Prinsip-prinsip moral ini yang merupakan hasil dari hasrat mementing-kan diri sendiri serta keserakahan masyarakat, kemudian berubah menjadi keegoisan, kesom-bongan, kesinisan, kekerasan, dan kebrutalan dalam masyarakat. Masyarakat percaya bahwa untuk meningkatkan standar hidup, mereka harus mencurangi dan mengalahkan yang lainnya.
Hal ini bukanlah nilai-nilai moral yang Allah tetapkan bagi kehidupan manusia bersama dengan apa yang telah Dia ciptakan. Al-Qur'an menyuruh manusia menjadi bermartabat, rendah hati, dapat dipercaya, baik budi, beriman, dewasa, dan mau mendengarkan. Al-Qur'an bahkan menggambar-kan jalan yang seharusnya kita tempuh, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak me-nyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (Luqman :18)
Karenanya, tugas bagi orang yang beriman adalah menjalankan prinsip-prinsip mulia ini yang Allah telah tetapkan.
Akan tetapi, sekarang ini, orang-orang ber-iman tinggal bersama dalam masyarakat yang penuh dengan kekejian, di mana etika-etika moral dalam Al-Qur'an telah ditinggalkan. Untuk alasan itu, kita harus lebih berhati-hati melawan pe-ngaruh buruk budaya yang menyesatkan ini. Me-reka harus terus-menerus mengawasi diri mereka sendiri bersama masyarakat ini agar tidak terpengaruh oleh budaya merusak dan mereka dapat mengamalkan nilai-nilai moral Al-Qur'an.
Hasil karya ini disiapkan untuk membantu orang-orang beriman agar tidak melupakan ajaran dasar Al-Qur'an yang seharusnya selalu kita jalankan.
Pada bahasan-bahasan berikutnya, nilai-nilai moral dan ibadah-ibadah yang tampaknya terlupakan oleh orang-orang beriman akan dibahas dalam penjabaran yang berhubungan dengan ayat-ayat Al-Qur'an.
Apa manfaat ketaatan pada nilai-nilai moral Al Quran bagi keluarga?
Nilai-nilai moral dalam Al Quran menekankan adanya penghargaan pada ibu dan ayah. Allah berfirman dalam Al Quran: “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).
Dalam sebuah rumah yang didalamnya nilai-nilai moral Al Quran dilaksanakan, tidak terdapat pertengkaran, perselisihan ataupun konflik. Sikap saling menghargai yang tinggi akan muncul di antara ibu, ayah dan anggota keluarga yang lainnya. Setiap orang hidup dalam suasana yang menyenangkan dan membahagiakan.
Apa manfaat ketaatan pada nilai-nilai moral Al-Quran bagi sistem negara?
Allah berfirman dalam Al-Quran bahwa ketaatan adalah suatu sifat yang positif. Seseorang yang memiliki nilai-nilai moral Al-Quran akan menghargai dan patuh pada negaranya. Dalam masyarakat Islam, semua bergiat untuk kesejahteraan negara dan bangsa. Tidak pernah ada pemberontakkan terhadap negara. Sebaliknya, yang ada dukungan secara materi dan spiritual.
Dalam suatu masyarakat yang dibentuk oleh ketaatan pada Allah, kasus pelanggaran hukum hampir tidak pernah sampai ke pengadilan. Juga tidak terjadi ribuan pelanggaran hukum yang biasanya muncul dalam masyarakat.
Pengaturan negara menjadi lebih mudah. Ketika negara tidak perlu berurusan dengan kasus anarki, terorisme, kekacauan dan pembunuhan, seluruh kekuatannya akan dipusatkan pada pembangunan dan kesadaran akan potensi tanah air, meliputi urusan di dalam negeri maupun yang berhubungan dengan dunia luar. Ini akan menghasilkan negara yang sangat kuat.
Apa manfaat ketaatan pada nilai-nilai moral Al-Quran bagi seni?
Orang yang dilingkupi nilai-nilai moral Al-Quran akan menghargai satu sama lain, dan berusaha membuka peluang bagi setiap orang untuk hidup dalam lingkungan yang menyenangkan dan indah. Karena merasa jauh dari surga, maka segala kemampuan dikerahkan untuk menciptakan suasana paling menyenangkan dan segar, yang membawa mata, telinga, serta segala rasa pada nuansa yang paling indah. Itulah sebabnya seni dan estetika ditumbuhkan dalam berbagai aspek.
Lebih-lebih lagi, seorang yang relijius memiliki hati nurani yang bersih. Sekaligus tidak ada tekanan dalam pikirannya dan ia dapat menghasilkan karya seni yang indah, unik dan original. Dan, mereka yang bekerja dengan dorongan untuk menyenangkan serta menghasilkan berbagai hal yang indah bagi masyarakat religius lainnya, kan bertindak sungguh-sungguh dan penuh semangat.
Apa manfaat ketaatan pada nilai-nilai moral Al-Quran bagi sistem di sekolah?
Yang paling awal dari semuanya, menghidupkan nilai-nilai moral Al Qur’an akan memunculkan kedewasaan dan kebijaksanaan bagi anak-anak dan para pemuda. Ketidaksensitifan dan ketidakpedulian yang biasa dimiliki tidak muncul dalam diri anak muda yang diisi oleh nilai Al Qur’an. Mereka menjadi generasi yang bersifat baik, taat, berwawasan luas, berani berkorban dan produktif. Kedinamisan, kegembiraan dan sifat agresif mereka ditujukan untuk menghasilkan hal-hal yang baik. Mereka juga menerapkan kesungguh-sungguhan dan kekuatan intelektual. Dalam lingkungan demikian, murid-murid sangat menghargai pendidikan mereka tidak hanya agar lulus ujian atau terhindar dari hukuman, tapi agar turut menyumbangkan potensinya untuk negara dan bangsa.
Peristiwa yang menyebabkan perlunya tindakan disipliner di sekolah tak akan ada. Terbentuk lingkungan pendidikan yang sangat damai, mendukung dan produktif. Kerjasama yang dibangun antara para guru dan murid-murid didasari pada kepatuhan, rasa hormat dan toleransi. Dan, siswa menjadi sangat hormat serta patuh pada negara dan polisi. Para siswa menunjukkan kesadaran untuk tidak memberi “tempat” pada hal-hal yang tidak ada manfaatnya.
Apa manfaat ketaatan pada nilai-nilai moral Al-Quran bagi lingkungan kerja?
Dalam suatu masyarakat yang orang-orangnya hidup berdasarkan nilai moral Al-Quran, akan ada rasa saling percaya, kerjasama dan keadilan dalam lingkungan kerja. Para majikan peduli pada kesehatan karyawannya dan memberikan lingkungan kerja yang sangat memenuhi standar kesehatan. Mereka membangun tempat kerja yang bernuansa estetis dan menarik yang menenangkan pikiran, hingga para pekerja dengan sendirinya akan bekerja di tempat itu dalam waktu lama.
Mereka juga membayar para pekerja tepat sesuai yang layak didapatkan. Mereka tidak akan membiarkan satu pekerja pun teraniaya. Mereka akan selalu mencari tahu kondisi keluarga para pekerja. Mereka akan bertindak hati-hati dan menjamin keselamatan para pekerjanya. Sebuah situasi di mana yang kuat menekan yang lemah tidak akan muncul. Juga perilaku tak bermoral seperti pergunjingan, kecenderungan untuk mencegah orang lain sukses tak akan ada.
Hubungan antara majikan dan pekerja akan terwujud tidak hanya berdasarkan pada kepentingan pribadi dan kepura-puraan, tapi berdasarkan kerjasama dan kepercayaan. Pekerja akan peduli pada kepentingan perusahaannya. Dia tidak akan berlaku boros, dan berpikir, “Toh sang majikan yang akan membayarnya.” Dia akan selalu memberikan kemampuannya yang terbaik, dan tidak akan berkhianat karena dirinya memiliki moral yang baik.


Al-Qur'an menginformasikan kepada kita tentang kebenaran sifat-sifat Allah,

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur, Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (al-Baqarah: 255)

"Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (ath-Thalaaq: 12)

Akan tetapi, banyak orang yang tidak menerima keberadaan Allah swt. seperti yang telah dijelaskan dalam ayat-ayat tersebut. Mereka tidak memahami kekuasaan dan kebesaran-Nya yang abadi. Mereka memercayai kebohongan bahwa merekalah yang mengatur diri mereka sendiri dan berpikir bahwa Allah berada di suatu tempat yang jauh di alam semesta dan jarang mencampuri "perkara keduniaan". Pemahaman terbatas orang-orang ini disebutkan dalam Al-Qur'an, "Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya, Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahakuasa." (al-Hajj: 74)

Memahami kekuasaan Allah swt. dengan baik merupakan ikatan awal dalam rantai keimanan. Sesungguhnya, seorang mukmin akan meninggalkan pandangan masyarakat yang menyimpang tentang kekuasaan Allah swt. dan menolak keyakinan sesat dengan mengatakan, "Dan bahwasanya Orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah." (al-Jin: 4)

Kaum muslimin memercayai Allah swt. sesuai dengan penjelasan Al-Qur'an. Mereka melihat tanda-tanda keberadaan Allah pada dunia nyata dan alam gaib, kemudian mulai memercayai keagungan seni dan kekuasaan Allah.
Akan tetapi, jika umat berpaling dari Allah serta gagal bertafakur kepada Allah dan ciptaan-Nya, mereka akan mudah terpengaruh oleh keyakinan-keyakinan yang menyesatkan pada saat ditimpa kesusahan. Allah menyebutnya sebagai bahaya yang potensial, dalam surah Ali Imran: 154, mengenai umat yang menyerah dalam berperang, "... sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah...."
Seorang muslim seharusnya tidak melakukan kesalahan seperti itu. Karena itu, dia harus membebaskan hatinya dari segala sesuatu yang dapat memunculkan sangkaan jahiliah dan menerima keimanan yang nyata dengan segenap jiwa sebagaimana penjelasan dalam Al-Qur'a



Taqwa kepada Allah Sesuai Kesanggupan

Bertaqwa kepada Allah adalah awal dari segalanya. Semakin tebal ketaqwaan seseorang kepada Allah, semakin tinggi kemampuannya merasakan kehadiran Allah. Al-Qur'an memberikan contoh beberapa rasul yang dapat kita bandingkan dengan diri kita sehingga paham bahwa kita dapat meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt..
Allah swt. menginginkan manusia agar bertaqwa dengan sebenar-benarnya. Berbagai cara untuk menunjukkan penghormatan kepada Yang Mahakuasa dapat dilakukan, sebagai contoh: berjalan di jalan Allah, melakukan perbuatan baik, mengikuti contoh-contoh yang diberikan para rasul, menaati serta memperhatikan ajaran-ajaran Allah, dan sebagainya.

"Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (at-Taghaabun: 16)

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (Ali Imran: 102)


Takdir

Tidak ada satu pun di alam ini yang terjadi secara kebetulan, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur'an, "... Allah mengatur urusan (makhluk-Nya)...." (ar-Ra'd: 2) Dalam ayat lain dikatakan, "... dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)...." (al-An'aam: 59) Dialah Allah Yang menciptakan dan mengatur semua peristiwa, bagaimana mereka berawal dan berakhir. Dia pulalah yang menentukan setiap gerakan bintang-bintang di jagat raya, kondisi setiap yang hidup di bumi, cara hidup seseorang, apa yang akan dikatakannya, apa yang akan dihadapinya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an,

Tidak ada komentar: